BABY baby cukuplah sudah / antara aku dengan dirimu / karena aku tak mungkin bisa membuat dirimu mengerti... seperti yang dulu.
Lagu itu didendangkan XO-IX (baca: XO Nine) secara akapela saat
bertandang ke kantor kami untuk sesi wawancara dan pemotretan.
Harmonisasi vokal yang dihadirkan sungguh apik. XO-IX membuktikan mereka
tak hanya sekadar boy band yang mengandalkan tampang dan gaya saja.
Secara kualitas vokal, mereka cukup mumpuni.
Beranggotan sembilan orang, Nicky, Iras, Budi, Agoy, Lee, Kiki,
Alwin, Hendra, dan Bobby, XO-IX mencoba peruntungan di industri musik
Indonesia dengan merilis singel debut bertajuk “Cukuplah Sudah” -- lagu
yang kami singgung di awal artikel yang merupakan ciptaan Sindu Barata.
Kemunculan XO-IX atau Xtra Ordinary Nine ini terbentuk dari audisi
yang digelar Sony Music Entertainment Indonesia. Alasan booming K-pop
yang belakangan sangat mewabah di Asia, tak ditampik sebagai faktor
utama tercetusnya ide. Mengikuti arus boy band yang juga tengah diminati
publik Tanah Air, memang apa sih istimewanya XO-IX?
“Kalau bisa dibilang kami merupakan gabungan western dan Asia. Dari
segi vokal dan musik kami berkiblat pada boy band seperti N'Sync dan
Boyz II Men. Tapi dari gaya panggung dan berpakaian, kami lebih
terinspirasi dari boy band Korea seperti Super Junior dan 2 PM. Gabungan
ini kemudian ditambah ciri khas bernyanyi dan tarian yang membentuk
kami seutuhnya sebagai XO-IX,” beber Nicky.
Sebelum tampil memeriahkan industri musik, para personel XO-IX ini
melewati beberapa tahap audisi dan penggemblengan selama kurang lebih
tiga bulan untuk memoles “Cukuplah Sudah”. Vokal dan dance coach
dijalani setiap hari.
Mereka mantap ingin menyuguhkan yang terbaik meski citra boy band
sebelumnya identik dengan pandangan sinis tentang segerombolan cowok
cakep yang tak punya kemampuan menyanyi yang mumpuni. Gambaran itu pula
yang sempat meruntuhkan semangat Iras -- yang bersama Nicky didapuk
sebagai lead vocal.
“Sempat agak ragu ikut audisi setelah melihat sebelumnya boy band
senior kita yang satu itu di-bully habis-habisan awalnya. Tapi aku pikir
kenapa enggak dicoba, toh niat kita ingin membuat dunia musik Indonesia
lebih berwarna.”
Setelah menjalani manggung di mana-mana, XO-IX tahu proses membentuk sebuah boy band yang fantastis tak mudah.
“Salut sama boy band Korea yang bisa tampil luar biasa. Dulu
sepertinya waktu kita tonton di TV kelihatan gampang, ternyata butuh
usaha keras. Menyanyi dan menari di saat yang bersamaan itu benar-benar
enggak gampang. Belum lagi kita harus memikirkan spot blocking, eye
contact dengan penonton, dan hal-hal detil lain. Enggak heran kalau
mereka bisa seperti itu karena disiplin latihan,” tutur mereka kagum.
Sadar kesuksesan itu bisa diraih atas kerja sama tim, XO-IX saling
melengkapi dan berusaha menyuguhkan kelebihan masing-masing. Sudah ada
bagiannya masing-masing seperti urusan rap yang dipercayakan pada Budi
dan Alwin. Bahkan Budi yang pernah merilis album rap, menciptakan
sendiri bagian rap di lagu “Cukuplah Sudah”.
Soal vokal, bereslah. Anda boleh buktikan sendiri dengan mendengarkan
cover mereka menyanyikan lagu “This I Promise You” (N'Sycn), “All Rise”
(Blue), sampai lagu fenomenal Justin Bieber, “Baby”, di sebuah situs
radio. Vokalnya menyatu harmonis dengan beragam kreasi di sana sini.
Lalu bagaimana soal aksi panggung?
Beruntunglah mereka punya bakat tari yang terasah sejak lama. Tubuh
pun luwes berkoreografi mengaplikasikan konsep manggung yang dirancang.
Coba saja tengok bagaimana mereka dengan ciamik tampil di acara Harmoni Cinta ulang
tahun SCTV beberapa waktu lalu. Penampilan itu membuat publik ngeh.
Seketika nama mereka terpampang sebagai salah satu Trending Topic
Worldwide di Twitter.
XO-IX yang beberapa lalu juga merambah dunia akting dengan main FTV berjudul When I'm 21
mengaku sangat bahagia dengan respons masyarakat sejauh ini. Para fans
yang bergabung sebagai XOwners disebut sebagai penyemangat.
“Tanpa fans kami bukan apa-apa. Mereka selalu mendukung dan kami
sangat menghargai itu,” papar Hendra. Senyum tentu mengembang saat
pujian mengalir deras. Tapi bagaimana dengan kritik dan cemoohan?
“Kalau itu kami memilih menjadikannya motivasi dan sambil tetap senyum. Senyum semangat, hahaha.” ujar mereka kompak.
“Iya, kami memilih membuktikannya pas on air saja dengan tampil
semaksimal mungkin,” imbuh XO-IX yang menggambarkan hubungan antar
personel sebagai pelangi.
“Gaya hidup, selera musik, pandangan kami semua berbeda. Tapi seperti
pelangi, kombinasi warnanya justru yang membuat indah,” ungkap Lee.
Lalu bagaimana persaingan dengan boy band lain?
“Oh enggak ada persaingan. Kami justru saling support dan sharing.
Kalau ketemu di acara musik sering ngobrol. Kami malah pengin bikin
aliran mainstream boy band makin bagus dan meriah.”
Nah begitu bagus! Ditunggu albumnya, ya.
(yoci/gur)
*tabloid Bintang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar